Macanasia.net, SAMPANG || Kekecewaan mendalam dirasakan puluhan perguruan pencak silat di Kabupaten Sampang. Pasalnya, cabang olahraga (Cabor) pencak silat tidak dilibatkan dalam ajang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur 2025, meski sebelumnya telah aktif mengembangkan potensi atlet melalui berbagai turnamen, termasuk gelaran IPSI Cup 2025 yang dibuka langsung oleh Bupati Sampang, H. Slamet Junaidi.
Keputusan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Sampang yang tidak menyertakan pencak silat di ajang bergengsi tersebut menimbulkan polemik. Hingga berita ini diturunkan, tidak ada penjelasan resmi dari KONI terkait alasan tidak diberangkatkannya atlet pencak silat ke Porprov.
Salah satu pengurus Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Sampang menyampaikan kekecewaannya terhadap sikap KONI yang dinilai tidak menghargai kerja keras dan potensi generasi muda di bidang pencak silat.
“Kami sudah mencoba komunikasi beberapa kali dengan Ketua KONI, tapi beliau jarang berada di kantor dan sulit dihubungi,” ujarnya, Senin (30/6/2025).
Sementara itu, Ketua KONI Sampang, Wasik, belum memberikan respons ketika dikonfirmasi media terkait keputusan ini maupun soal adanya protes dari puluhan perguruan silat. Ia memilih bungkam.
Situasi semakin memanas setelah muncul rencana aksi demonstrasi dari puluhan perguruan silat yang tergabung dalam IPSI Kabupaten Sampang. Mereka berencana menggeruduk kantor KONI sebagai bentuk kekecewaan atas tidak diakomodasikan pencak silat dalam ajang Porprov.
Ketua Umum IPSI Sampang, H. Monadi, saat dikonfirmasi perihal rencana aksi tersebut, hanya menjawab singkat, “Saya sedang menghadiri undangan luar kota, masih seputar agenda IPSI Jawa Timur,” ujarnya melalui pesan singkat.
Tak hanya soal pencak silat, sorotan juga mengarah pada transparansi dan penggunaan dana hibah KONI Sampang yang mencapai Rp1,7 miliar. Minimnya fasilitas dan dukungan terhadap atlet menambah panjang daftar pertanyaan publik terhadap kinerja lembaga tersebut menjelang Porprov Jatim 2025.(Zai)