Cicit Sunan Dalem Sowan ke Kyai Sepuh NU, Pulang Membawa Pesan Etika Bisnis
Macanasia.net|Gresik – Saat masyarakat di berbagai penjuru negeri larut dalam upacara peringatan Hari Kemerdekaan, Ketua Pengda Jawa Timur, Waliyur Rahman akrab disapa Gus Rahman justru memilih langkah berbeda. Cicit dari ulama kharismatik KH. Asy’ari Sunan Dalem Gumeno ini sowan ke kediaman Prof. Dr. KH. Abdul Ghofur, pengasuh Pondok Pesantren Sunan Drajat, Paciran, Lamongan, sekaligus Mustasyar PWNU Jawa Timur.
Dalam kunjungannya, Gus Rahman tak datang sendiri. Ia didampingi seorang petinggi BUMN dan putra semata wayangnya, Ahmad Bay Asy’ari. Kepada Kyai Abdul Ghofur, ia memohon doa, restu, sekaligus menimba barokah dan ilmu.
“Abah Kyai Abdul Ghofur adalah tokoh NU paling sepuh dan menjadi rujukan pesantren mandiri di Indonesia, baik dari segi agama, pendidikan, maupun manajemen bisnis,” ujar Gus Rahman kepada wartawan.
Pesan yang diterimanya sederhana, namun penuh makna: kesuksesan bukan hanya untuk dunia, melainkan juga harus menjadi bekal di akhirat. Etika ini pula yang menjadi pegangan dalam aktivitas bisnis, terutama sektor pertambangan yang tengah digarapnya.
“Segala eksplorasi mulai dolomit, fosfat, clay hingga batuan lain harus mengikuti aturan dan berlandaskan izin resmi dari pemerintah,” ucapnya.
Gus Rahman memang dikenal sebagai pengusaha tambang. Ia tercatat mengelola dolomit dan fosfat di Desa Banyuurip, Ujungpangkah, Gresik, serta tambang bentonit dan batu gamping di Plumpungrejo, Blitar, melalui PT Anharul Mulia.
Silaturahmi ke Kyai Abdul Ghofur juga menjadi peneguhan identitas. Sebab, menurutnya, Sunan Giri dan Sunan Drajat adalah satu tarikan napas dalam sejarah penyebaran Islam di pesisir utara Jawa Timur. “Bahkan salah satu partai besar di Indonesia menggunakan nama yang lahir dari gabungan keduanya,” katanya.
Menutup pertemuan, Gus Rahman menyampaikan doa untuk gurunya. “Semoga Abah Kyai Abdul Ghofur diberi kesehatan dan umur panjang. Agama tetap nomor satu sebagai landasan dalam semua lini bisnis. Pedoman kita hanya satu: Al-Qur’an,” tandasnya. (Red)