BBG Murka! Ketua KJJT Sampang Tegaskan Tidak Akan Diam Hadapi Arogansi Karutan
Macanasia.net|SAMPANG– Aroma arogansi pejabat kembali menyeruak dari balik jeruji besi. Kepala Rumah Tahanan (Rutan) Kelas II B Sampang, Kamesworo, A.Md.IP., S.H., M.H., menjadi sorotan tajam setelah diduga membentak seorang wartawan yang tengah menjalankan tugas jurnalistik.
Insiden itu terjadi pada Rabu (3/9/2025), saat seorang jurnalis berupaya mengonfirmasi keluhan keluarga narapidana terkait kualitas makanan di dalam rutan. Namun, jawaban yang diterima jauh dari etika pejabat publik.
Melalui sambungan telepon WhatsApp, Karutan justru merespons dengan nada tinggi yang dinilai kasar. “Kamu siapa? Ada keperluan apa? Kamu tahu nggak kalau saya di sini masih baru, dan kamu jangan mengada-ada,” ucapnya, membentak tanpa memberi penjelasan substansial.
Pernyataan tersebut langsung menuai kecaman keras dari Komunitas Jurnalis Jawa Timur (KJJT) Kabupaten Sampang. Ketua KJJT, BBG, menilai sikap arogan Karutan bukan hanya melukai perasaan wartawan, tetapi juga mencederai semangat keterbukaan informasi publik.
“Perlakuan ini jelas pelecehan terhadap profesi pers. Jurnalis dilindungi Undang-Undang Pers. Seharusnya pejabat publik menjawab pertanyaan dengan terbuka, bukan malah membentak apalagi merendahkan,” tegas BBG, Sabtu (6/9/2025).
BBG menambahkan, tindakan Karutan Sampang memperlihatkan wajah birokrasi yang anti kritik dan enggan transparan. Padahal, anggaran makan-minum (mamin) warga binaan adalah isu publik yang seharusnya bisa diakses siapa pun.
“Kami tidak akan tinggal diam. Kasus ini akan kami kawal hingga tuntas. KJJT Sampang segera berkoordinasi dengan pengurus provinsi untuk memastikan pelecehan terhadap kebebasan pers tidak terulang lagi,” ujarnya.
Menurutnya, kasus ini bukan sekadar persoalan etika, melainkan menyangkut marwah pers sebagai pilar demokrasi. “Bila pejabat publik bersikap arogan terhadap wartawan, sama artinya dengan menginjak-injak kontrol sosial masyarakat,” imbuhnya.
KJJT Kabupaten Sampang menegaskan komitmennya menjaga kehormatan profesi wartawan sekaligus menuntut penghormatan terhadap kerja jurnalistik. “Kami berdiri untuk pers yang bebas dan berintegritas. Jangan ada lagi pejabat yang seenaknya menghardik jurnalis,” tandas BBG dengan nada geram.
Kasus ini dipastikan akan terus bergulir. Publik kini menunggu langkah tegas dari Kementerian Hukum dan HAM sebagai lembaga yang membawahi jajaran rutan, apakah akan menegur anak buahnya atau justru membiarkan sikap arogan itu menjadi preseden buruk. (Zai)